Recado Automotive – Tesla pada hari Rabu mengatakan pabriknya di Jerman diperkirakan tidak akan mendapat aliran listrik hingga tanggal 17 Maret, setelah dugaan serangan pembakaran menyebabkan pabrik raksasa perusahaan tersebut di luar Berlin tidak mendapat aliran listrik, sehingga memaksanya menghentikan produksi. Pejabat keamanan membersihkan lokasi Tesla pada hari Selasa setelah apa yang disebut oleh Kepala Eksekutif Elon Musk sebagai dugaan serangan pembakaran yang “sangat bodoh” di dekatnya.
“Pabrik tersebut diperkirakan tidak akan mendapat aliran listrik hingga akhir minggu depan,” kata juru bicara perusahaan tersebut kepada Reuters, membenarkan laporan surat kabar Bild.
Produsen kendaraan listrik AS memperkirakan insiden tersebut akan menyebabkan kerugian ratusan juta euro, dengan 1.000 kendaraan belum selesai pada hari Selasa saja. E.DIS, sebuah unit dari operator jaringan listrik E.ON, mengatakan pihaknya sedang melakukan perbaikan sementara pada tiang yang rusak yang menyebabkan pemadaman listrik, dengan harapan dapat memulihkan pasokan ke lokasi tersebut sesegera mungkin, tanpa memberikan batas waktu.
“Para ahli jaringan E.DIS berkoordinasi erat dengan unit industri dan komersial yang belum menerima pasokan ulang, khususnya Tesla, serta pihak berwenang,” katanya.
Saham Tesla diperdagangkan turun 2,6% pada 1650 GMT. Pialang Baird Equity Research mengatakan pihaknya memperkirakan pengiriman Tesla akan lebih rendah secara berurutan dan bermakna pada kuartal pertama, sebagian karena dugaan serangan pembakaran. Ini menurunkan perkiraan menjadi 421,100 pengiriman pada kuartal pertama, dibandingkan dengan perkiraan Wall Street sebesar 489,000.
Keamanan Infrastruktur
Pabrik Tesla telah menjadi fokus para pengunjuk rasa iklim yang menentang rencana perluasan lokasi tersebut. Industri Jerman menyerukan perlindungan yang lebih baik terhadap infrastruktur penting pada hari Rabu setelah serangan itu, dengan mengatakan bahwa hal itu penting untuk mempertahankan investasi yang diupayakan Jerman untuk memacu pertumbuhan ekonomi terbesar di Eropa, yang sedang menghadapi resesi.
“Infrastruktur adalah jalur kehidupan perekonomian Jerman,” kata Martin Wansleben, direktur pelaksana Kamar Dagang dan Industri DIHK FOR4D.
“Sayangnya, perlindungan infrastruktur ini perlu segera disesuaikan dengan perubahan situasi keamanan. Penting bagi investor untuk terus melihat Jerman sebagai negara yang aman,” katanya, seraya menambahkan bahwa keamanan siber juga menjadi perhatian.